Dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, masalah pangan merupakan titik awal penerapan bioteknologi. Dengan berkembangnya tanaman kloning gen, selain kloning gen tahan serangga dan gen tahan beku, misalnya beras yang mengandung vitamin A juga telah keluar. Di bawah pengolahan tanah terbatas, tanaman kloning memecahkan masalah kualitas. Selain itu, bunga hias juga mengandalkan teknologi kultur jaringan untuk menyalin dan menghasilkan bunga berkualitas tinggi serta meningkatkan nilainya. Yang terkenal seperti Phalaenopsis Taiwan. Selain itu, melalui teknologi rekayasa genetika, sapi perah yang dapat menghasilkan faktor koagulasi juga dapat dimanfaatkan secara medis. Pupuk hayati terutama merupakan jenis pupuk yang dibuat dengan teknologi mikroba. Pupuk hayati tidak hanya menyediakan nutrisi untuk tanaman, meningkatkan kualitas, meningkatkan ketahanan dingin dan serangga, tetapi juga meningkatkan karakteristik rasional seperti permeabilitas tanah, retensi air dan pH, yang dapat menciptakan lingkungan pertumbuhan yang baik untuk akar tanaman, sehingga dapat memastikan hasil panen meningkatkan. Pestisida biologis menggunakan mikroorganisme, antibiotik dan rekayasa genetika untuk menghasilkan zat beracun dengan efek insektisida untuk menghasilkan pestisida yang terbuat dari strain mikroba dengan spektrum luas dan virulensi yang kuat. Karakteristiknya memang tidak secepat pestisida kimia, namun efeknya tahan lama. Dibandingkan dengan pestisida kimia, hama sulit mengembangkan resistensi obat. Dampak kecil terhadap lingkungan. Sedikit membahayakan tubuh manusia dan tanaman. Namun, ruang lingkup dan metode penggunaannya terbatas, dan seterusnya.